23.11.15

tumpang sari [hotel dengan kebun]

studio akanoma.
hotel tumpang sari belitung.
luas lahan:3,2 hektar.

jumlah kamar: 300 (bangunan 3 lantai).
status: proposal.
tim desain: yu sing, benyamin narkan, ismail solehudin, attip.
tim mahasiswa magang: vidya, elly, ary.



Pariwisata belitung belum terlalu ramai, potensi berkembangnya masih sangat banyak. Kecenderungan bisnis pariwisata meningkat terus seiring dengan makin banyak orang suka jalan dan foto-foto melalui telepon pintarnya. Bahkan volume bisnis wisata dunia sudah melebihi volume ekspor minyak, produksi makanan atau otomotif [united nations world tourism organization]. Wisata menjadi kesempatan tapi sekaligus ancaman.
Kehadiran pariwisata yang bersifat industri cenderung hanya mengutamakan nilai ekonomi tanpa pertimbangan kondisi alam, sosial, budaya. Beberapa degradasi akibat industri pariwisata dan pertumbuhan penduduk adalah berkurangnya lahan pertanian (indonesia hilang 100.000 hektar/tahun) juga berkurangnya ruang terbuka hijau secara signifikan (deforestasi indonesia sekitar 1 juta hektar/tahun).

Karena itu pendekatan eko wisata menjadi penting. Tumpang sari dipilih sebagai respon kecenderungan tersebut. Tumpang sari sesungguhnya adalah pola pertanaman campuran (polikultur) antara 2 atau lebih jenis tanaman pada satu areal tanam, dalam waktu (agak) bersamaan. Persoalan pangan global (akibat pertumbuhan penduduk, berkurangnya lahan pertanian secara signifikan, dan perubahan suhu bumi) mendorong konsep hotel ini mengadaptasi pola tanam tumpang sari. Sesungguhnya di seluruh lahan binaan (kecuali kondisi sangat khusus di tengah kota tertentu dengan GSB 0 dan KDB 100%) selalu ada persyaratan ruang terbuka hijau dan resapan. Namun ruang terbuka ini seringkali hanya dikelola (minimal) sebagai taman hias saja.



Hotel ini diharapkan jadi preseden bagaimana pilihan desain yang harmonis dengan alam juga dapat berdampingan dengan pertumbuhan ekonomi. Lingkungan alam tetap lestari. Selangkah lebih maju, pengelolaan hotel juga berdampingan dengan pengelolaan kebun yang sungguh-sungguh. Hasil kebun dari hotel menjadi sumber pangan bagi pengunjung (restoran maupun umum).

Gugusan massa dan lanskap.
Lokasi pulau belitung membuat karakter pantai (barat) yang unik. Ombak tidak besar. Pasirnya putih, sebagian sangat halus, dan membentuk pola2 gelombang air pasang surut yang indah.


Pola dinamis yang berubah seiring waktu, tidak pernah sama persis. Lukisan alam yang sangat indah.
Pola pasir pantai ini menjadi inspirasi dalam menata massa hotel di pinggir pantai.
Massa hotel merupakan gugusan massa tipis berlekuk-lekuk saling tumpang tindih, membentuk ruang terbuka di tengah lahan. Ruang terbuka di tengah lahan difungsikan sebagai kolam renang yang juga dekat dengan kafe, salon dan spa. Massa ruang serba guna diletakkan di atas sebagian area parkir agar lahan menjadi efisien.


Area parkir diletakkan di samping barat lahan, berdekatan dengan area parkir lahan B. Di samping timur lahan tersedia jalan menerus sampai pantai untuk akses pelayanan hotel dan pemadam kebakaran dalam kondisi darurat.
Ruang-ruang terbuka hijau ditanami dengan konsep wanatani/agroforestri, yaitu budidaya tanaman kehutanan (pohon-pohon kayu lokal dan buah-buahan) bersama dengan tanaman pertanian (sayuran dan rempah-rempah). Tentu juga dipadukan dengan tanaman-tanaman fungsi lainnya seperti anti polutan, anti nyamuk, anti hama atau bunga-bungaan. 

Tumpang sari fasad hotel.
Penanaman sayuran dan rempah-rempah dapat dilakukan pada 3 area, yaitu pada ruang terbuka hijau (wanatani), di atas atap hotel, dan pada fasad hotel. Pada fasad hotel, sayur-sayuran ditanami pada pot-pot di sepanjang pagar selasar hotel. Dapat juga berupa tanaman rambat markisa atau bayam malabar rambat di kanopi selasar. Sedangkan di atap hotel dapat berupa hidroponik. (Tidak seluruh massa hotel beratap kebun. Sebagian hotel dan ruang serbaguna beratap daun nanga.) Sumber kompos dan pupuk organik didapatkan dari biodigester, salah 1 sistem pengolahan air limbah alami dari sampah organik dan atau air fekal/kotoran manusia.
Hama sayuran diatasi oleh pestisida organik yang dibuat sendiri dari aneka tumbuh-tumbuhan yang dapat ditanam juga di dalam hotel. Selain itu juga dengan penanaman tanaman yang dijauhi hama, seperti kenikir dan kemangi.

Gubahan massa.
Hotel didesain maksimal tiga lantai agar lebih ringan persyaratan antisipasi kebakarannya, sehingga biaya jauh lebih murah. Juga karena lokasinya di pinggir pantai, skala ruangnya masih nyaman, akrab, manusiawi bila maksimal hanya 4 lantai.
Tipologi hotel secara umum hampir sama akibat fungsi ruangnya yang sudah pasti. Pada hotel ini dipilih gabungan koridor tengah (double loaded corridor) dan koridor pinggir (single loaded corridor). Koridor tengah diaplikasikan pada kamar tipe A yang paling murah. Namun agar cahaya dan ventilasi alami masih dapat mengalir ke dalam koridor, maka dibuat bukaan2 pada ujung-ujung koridor dan atap kaca di atas koridor. Sebagian koridor berlantai kaca juga agar cahaya dari atap bisa menembus ke dalam ruang restoran di bawahnya.

Sedangkan pada tipe kamar lainnya B-D, dipilih koridor pinggir agar pemandangan lebih maksimal dari dalam kamar maupun koridor. Juga menambah jumlah luas bidang tanaman pada koridor. Pencahayaan dan ventilasi alami dapat maksimal. Kehadiran tanaman pada koridor juga memberikan kesejukan yang dapat mengurangi beban pendingin udara dalam kamar. Tamu hotel bisa lebih senang dan betah karena interaksi yang kuat dengan tanaman dan suasana alam. Hotel dengan suasana seperti resor/peristirahatan.
Selain tumpang sari tanaman pada fasad hotel (yang juga sudah mulai dilakukan orang lain), apa yang bisa membedakan hotel ini dengan hotel lainnya? Pengalaman berbeda tentu akan memberikan kesan yang kuat bagi tamu hotel untuk mau kembali. Juga memberikan dampak publikasi yang bagus. Bagaimana bila hotel sesedikit mungkin menutup tanah sehingga resapan air hujan semaksimal mungkin? Hotel diangkat dari tanah asli, tidak perlu ditambah timbunan tanah, tetapi dibuat seperti panggung. Lantai hotel melayang tidak menempel tanah.

Tidak berhenti sampai sana. Bagaimana kalau titik kolom yang menempel tanah sesedikit mungkin? Bukan dengan cara membuat kolom berjauhan dan balok membesar sehingga mahal, tetapi seperti pohon, setiap 1 kolom ada 4 cabang ke atas menjadi 4 kolom. Dan karena denah massa berlekuk-lekuk, mengapa tidak tampaknya pun berlekuk-lekuk? Koridor menjadi miringan ramp. Posisi kamar berundak. Idenya dari akar sebuah pohon yang indah di pinggir pantai sana.

Dan karena komposisi tapaknya, dapat penghasilkan kamar-kamar dengan pemandangan yang luar biasa. Selain juga hotelnya menjadi sangat menarik perhatian dari pantai. Di bawah massa hotel, banyak ruang terbuka yang cukup tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tempat bersantai menikmati udara pantai, atau tidur-tiduran sambil baca buku di dalam hammock/tempat tidur gantung dari kain.


Bale pernikahan.
Bale pernikahan didesain di atas spa, di bagian tengah lahan. Ada miringan/ramp melengkung naik ke bale pernikahan dari teras dekat kolam renang dan restoran. Bale pernikahan dikeliling kebun bunga dan sayuran atau rempah berbunga. Lantai betonnya (merupakan atap lobi salon & spa) melengkung naik ke atas sehingga kebun bunga menjadi latar belakang yang terlihat jelas dari bale pernikahan. Atapnya berbentuk daun pakai daun nanga. Seperti berteduh di bawah daun pisang di tengah kebun bunga. Dan bila ada pasangan menikah yang seru, bisa saja momen kebahagian dilanjutkan dengan flying fox nyemplung ke kolam renang di bawah. 
Pengolahan limbah.
Seluruh sampah organik dan air fekal (kotoran manusia) masuk ke dalam biodigester (reaktor biodigester dapat dipisahkan antara sampah organik dan air fekal). Biodigester mengolah sampah dan kotoran secara alami menjadi pupuk organik (padat dan cair) yang sangat melimpah dan biogas. Pupuk cair secara alami mengalir ke kolam ikan, kemudian otomatis meluap ke bak penampungan pupuk untuk digunakan secara berkala untuk kebun dan tanaman. Biogas dapat digunakan untuk memasak. Gas metan yang terbentuk dari air fekal bila terlepas ke udara memberikan dampak 21x lebih parah daripada co2 terhadap pemanasan bumi (efek rumah kaca). Pemanfaatan biogas (gas metan) sebagai bahan bakar menghilangkan pencemaran gas metan tersebut ke udara. Air kotor bekas pakai volumenya cukup banyak maka diusulkan untuk diolah secara mekanik.
Selain pengolahan limbah, akan semakin baik bila menambah sedikit anggaran konstruksi untuk membangun bak penampungan air hujan dan penjernihannya. Air hujan yang telah dijernihkan dapat digunakan untuk menyiram kebun sehari-hari bahkan sampai diminum, tergantung kadar penjernihannya.
Pengolahan (air) limbah dan sampah yang baik mendukung kelestarian ekosistem laut dan pariwisata belitung.

Desain sempat dikembangkan lebih lanjut agar dapat lebih efisien menampung jumlah kamar yang lebih banyak, tetapi pencahayaan dan ventilasi alami tetap dapat berfungsi dengan baik. Dalam pengembangan desain, bale pernikahan dipindahkan ke area pantai sisi utara dan satu lagi tambahan di sebelah selatan lahan di tepi rawa di seberang jalan. Pemindahan lokasi balai pernikahan dilakukan agar dalam penggunaannya tidak saling mengganggu antara tamu hotel dengan tamu pernikahan.


















09 maret 2015
yu sing | studio akanoma. 






Tidak ada komentar: